Petani karet di berbagai daerah semakin banyak yang mengeluhkan kenaikan bahan pokok. Kondisi inipun semakin memburuk dimana getah tahun lalu yang kadar getahnya masih lumayan banyak, sekarang yang dihasilkanpun tidak stabil karena daun karetnya rontok terus berulang-ulang kali.
Dan khususnya diwilayah Way
Kanan yang mempunyai kebun karet pribadi, biasanya untuk kebutuhan sehari-hari
cukup, namun sekarang harus extra hemat, dan kebutan pangan saja banyak yang
dikurang-kurangi untuk kebutuhan yang lain.
lalu bagaimana kabarnya bagi
petani yang bagi hasil..???
Dan yang lebih sulit sekarang
adalah bagi yang punya angsuran BANK juga, pasti sangat ketar ketir dan
menjerit isi kantongnya..hehehe
Yah Bagaimana tidak begitu,
dulu waktu harga karet masih Rp. 8000-9000 keatas dan getah yang dihasilkan
bisa mencapai 100kg lebih/minggu, pendapatan ini dalam lahan luas 1 Ha.
Karetpun tidak dipoles/memakai
perangsang getah agar gatahnya banyak, karena kebun milik pribadi yang luasnya
kisaran 1 Ha saja, dan kabar buruknya juga karetpun tidak pernah lagi dipupuk
dikarenakan harga pupuk sekarang sangat mahal/tinggi.
Untuk tahun 2023 ini kadar getah semakin buruk karena mengandung banyak air dari pada getah yang dihasilkan, dikarenakan faktor alam, dan tidak dipupuk juga dalam beberapa tahun belakangan, daun-daun yang gugurpun terjadi bisa berkali kali dalam 1 tahun.
Lalu banyak orang-orang yang
memutuskan untuk pindah ke PT. Silva dan berbagai tempat untuk mengais uang
demi keluarga untuk menderes/menyadap karet disana, kabarnya harga yang diperoleh
disana hanya Rp. 1900-3000/ Kg. Dan tidak selang lama merekapun pulang lagi,
lantaran kurang menghasilkan.
Sekarang selain harga karet
murah hanya kisaran Rp. 5800-6300/kg. Getah yang dihasilkan oleh petanipun
semakin hari semakin turun juga. Tapi kebutuhan pokok sekarang naik.
Harapan warga khususnya petani,
bahan pokok bisa turun kembali,dan harga karet bisa dinaikkan agar masyarakat
bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya.